Review book : a very yuppy wedding

Akhirnya “the date” nya gue datang juga. (Gue?emmm, kayaknya pake aku-kamu aja ya, biar deket *senyum raisa*). Seneng banget tanggal DUA nya datang juga. Horeee *keliling GBK sambil bawa obor*. Ini baru pertama kalinya aku nambahin isi tank blog tanpa kegalauan. Baiklah. Mohon kritik dan sarannya dari the readers ya. selain terima kritik saran juga nerima endorse-an juga *artis instagram*. Ibaratnya prolog dulu nih ya. Biar review nya keliatan panjang..

Di #onemonthonebook hati aku menjatuhkan pilihan sama novel ika natassa yang “a very yuppy wedding”. Entah kenapa buku dengan balutan putih ini menarik perhatianku buat diguliti isi dalamnya. Novel mbak ika dengan cover minimalis se minimalis muka aku, tapi isinya maksimalis kayak hati aku.

Hari ini ceritanya aku mau jawab tantangan dari mami-nya the reader, buat nulis review buku yang sebulan ini dibaca, nah akhirnya aku nyelesain baca novelnya mbak ika yang tebalnya kurang lebih 12345 halaman dalam 48 jam. Demi nyelesain dateline, aku rela bacain novel mbak ika gak pake pause.

Mungkin bagi yang udah pernah baca novelnya mbak ika bakalan tau gaya cerita dan bahasa si penulis yang seorang banker ini. Kalo menurut aku sih, dari cerita novelnya mbak ika terlihat pintar dalam menyalurkan idenya. Cara penyampaian yang luwes, cuma emang ada bahasa bahasa yang sulit dimengerti, sampai aku aja kalo bacanya harus buka kamus.

Novel dengan gaya fiktif romantis ini (emang ada ya?)hahah, menceritakan seorang wanita banker, Andrea, 29 tahun, wanita yang digambarkan oleh Ika dengan kesempurnaan tiada taranya. Perempuan dengan passion yang tinggi ternyata jatuh hati dengan teman sekantornya, Adjie. Hubungan mereka yang “serius” tapi harus dijalani backstreet di kantor karena emang gak boleh pacaran satu kantor.

Konflik dari novel ini gak terlalu banyak sih, dan konfliknya masuk akal. Tapi kalo dari alur cerita memang terlihat imajinasi dari sang penulis sendiri, dari penggambaran sifat dan karakter tokohnya. Jalur ceritanya juga sulit ditebak, endingnya juga. Tapi aku sih rada kurang srek sama endingnya. Ceritanya tampak drama ketika di akhir novelnya.

Ps : Novel ini gak disarankan buat yang lagi patah hati.

Leave a comment